BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
BAKESBANGPOL ; Ny Erna Sulistyawati Achmad Husein memimpin Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) Cabang Banyumas Periode 2020/2025. Pelantikan dilakukan langung oleh Ketua YTI Pusat Ruswandi di Pendopo Sipanji Purwokerto, kemarin (18/11). Pelantikan disaksikan langsung oleh Bupati Banyumas Achmad Husein yang sempat juga mempimpin YTI Banyumas periode sebelumnya.
Dalam Sambutannya Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa program sosialisasi dan pengecekan golongan darah kepada masyarakat mengenai thalasemia perlu dilakukan dan ditingkatkan. Dimana Banyumas sendiri mengalami kenaikan penyakit thalasemia dari tahun 2018 yang awalnya hanya 45 sekarang menjadi 200. Dia berharap agar masyarakat yang akan menikah harus memiliki sertifikat bebas thalasemia mayor. Untuk itu pihaknya memerintahkan Dinas Kesehatan untuk merancang Peraturan Daerah atau minimal Peraturan Bupati agar setiap calon pengantin bebas dari thalasemia.
“Kalau bisa Perda, kalau engga ya Peraturan Bupati. Karena aturan tersebut akan lebih nyata bahwa orang yang akan nikah itu harus ada sertifikat bebas thalasemia mayor,” katanya.
Dinas Kesehatan diminta untuk mempersiapkan, berkoordinasi dengan Bagian Hukum dan ketua baru Yayasan Thalasemia Indonesia Cabang Banyumas agar penangangan masalah penyakit thalasemia tidak berlarut-larut.
“Saya pikir kita semua telah bekerja keras tapi tetep aja jeblag jeblug gini ya, ya semoga tidak berlarut-larut. Mungkin aturan itu akan lebih efektif, saya pikir dipaksakan saja nanti kalau ada risiko banyak yang protes nanti saya yang tangani saja,” imbuhnya.
Ketua YTI Banyumas yang baru, Ny Erna Sulistyawati Achmad Husein mengatakan bahwa segenap pengurus YTI mempunyai tugas dan “PR” dalam menangani dan mendampingi penderita Thalasemia. Antara lain adalah upaya dalam mengupayakan pemahaman, kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai risiko dan bahaya penyakit thalasemia. Dalam menjalankan itu semua tidak bisa hanya satu organisasi yang bergerak tetapi membutuhkan dukungan baik dari pemerintah daerah maupun dinas/instansi terkait, ia juga berharap kedepannya pemerintah daerah dapat menganggarkan dalam melaksanakan tugas tersebut.
“Ini merupakan suatu kehormatan sekaligus tantangan bagi saya dan segenap pengurus YTI Kabupaten Banyumas yang tadi sudah disampaikan Pak Husein, tentu kami butuh dukungan, support, kerjasama, dan sinergitas dari segenap pemangku kepentingan agar dapat menjalankan tugas ini dan juga semoga tahun 2021 dan seterusnya Pemerintah Kabupaten Banyumas bisa menganggarkan dalam melaksanakan tugas dan sosialisasi ini,” ucapnya.
Ny Erna Husein menambahkan bahwa kasus thalasemia di Kabupaten Banyumas merupakan salah satu tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Harapan pendeteksian diri oleh pengurus baru diharapkan dapat menekan thalasemia.
“Satu hal yang menjadi perhatian bersama adalah jumlah penderita thalasemia di Kabupaten Banyumas merupakan salah satu yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, sehingga perlu penanganan serius dari kita semua. Melalui screening dan pendeteksi dini diharapkan penderita thalasemia dapat kita cegah,” imbuhnya.
Ketua Umum Thalasemia Indonesia Pusat Ruswandi berharap kasus thalasemia dapat berkurang di Indonesia. Mengingat biaya untuk penyakit ini, di BPJS Kesehatan sudah masuk 5 besar.
“Makanya kita doakan supaya bisa cepat dalam penanganan sehingga kita bisa tau bagaimana dan apa yang harus kita lakukan, karena kalau kita diamkan saja haduh semakin banyak semakin susah dan pemerintah sendiri akan makin repot,” ucapnya.