“Pancasila dalam Tindakan dan Perbuatan”

Sabtu, 16 Juli 2022 | 6651 Kali
“Pancasila dalam Tindakan dan Perbuatan”

BAKESBANGPOL ; Sabtu, 16 Juli 2022 mulai pukul 07.30 s/d Selesai, Kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila dengan tema “Pancasia dalam Tindakan dan Perbuatan” di Aula Bappedalitbang Kab. Banyumas. Penyelenggara dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jateng yg bekerja sama dengan DPRD Jawa Tengah.

Penyampaian materi dari dua Narasumber Bambang Haryanto (Ketua Komisi C DPRD Prov. Jateng) dan Juli Krisdianto (Anggota Komisi A DPRD Prov. Jateng) serta dimoderatori oleh Sekretaris Bakesbangpol Kab. Banyumas (Bpk. Susmono, S.H).
PANCASILA DI TENGAH ERA GLOBALISASI
Nilai Pancasila digali dari falsafah hidup masyarakatnya Indonesia dan terwujud dalam setiap silanya. Falsafah hidup masyarakat Indonesia tersebut menjadi jalan menghadapi tantangan.
Masalah Bangsa Yg Sedang Kita Hadapi Dlm Rangka Bela Negara :
Generasi Muda
Persatuan & Kesatuan
Kesejahteraan Masyarakat.


AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
Aktualisasi Pancasila, dapat dibedakan ke dalam 2 jenis :
Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma- norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia.
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. aktualisasi ini berkaitan dengan kesadaran, ketaatan serta kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila (norma-norma moral). 


PANCASILA SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA
Rumusan Pancasila yang dijiwai dengan sila-silanya merupakan konsep dasar untuk menyatukan perbedaan di Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa yang mewadahi keanekaragaman Indonesia yakni kemajemukan bangsa. Bangsa Indonesia merupakan makhluk sosial, yaitu tidak dapat hidup menyendiri. Dalam memecahkan masalah, tergambar dalam falsafah bahwa lidi sebagai sapu lebih bermanfaat daripada sebagai lidi yang lepas dari ikatan. Semboyan, “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh “ merupakan semboyan orisinal bangsa Indonesia.

 

Related Posts

Komentar