Sosialisasi Peningkatan Kewaspadaan dan Deteksi Dini Bagi Pemuda dan Pelajar Terhadap Potensi Terorisme dan Radikalisme

Image

BAKESBANGPOL ;  Dalam upaya memperkuat ketahanan ideologi bangsa di kalangan generasi muda, SMK N 1 Purwokerto menjadi tuan rumah kegiatan “Sosialisasi Peningkatan Kewaspadaan dan Deteksi Dini Bagi Pemuda dan Pelajar Terhadap Potensi Terorisme dan Radikalisme” pada Sabtu, 19 Juli 2025. Acara diikuti oleh 70 peserta yang merupakan siswa-siswi aktif SMK N 1 Purwokerto.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber kunci dari DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), di antaranya:

-Setya Arinugroho (Wakil Ketua DPRD Prov. Jateng)
-Juli Krisdianto, S.E (Sekretaris DPRD Komisi A Prov. Jateng)
-Dr. Agus Wijayanto, SH., M.Kn (Anggota DPRD Komisi A Prov. Jateng)
-Drs. M Agung Hikmati, M.Si (Sekretaris Bakesbangpol Prov. Jateng)
-Eko Heru Surono, S.Sos (Kepala Bakesbangpol Kab. Banyumas)

Poin Kunci Sosialisasi:
Penyampaian Setya Arinugroho:
Peran Sekolah dalam pencegahan radikalisme melalui pendidikan toleransi, keragaman, dan nilai inklusif.

Dampak Negatif Media Sosial terhadap tata nilai, kesenjangan sosial, dan fenomena post-truth.
4 Pilar Visi Indonesia 2045: SDM & teknologi, ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, ketahanan nasional.
Pancasila sebagai Ideologi Tandingan kolonialisme yang lahir dari pergumulan pemikiran menuju tatanan egaliter.
Penyampaian Dr. Agus Wijayanto:
Trisakti Bung Karno sebagai jati diri bangsa, diwujudkan melalui kedaulatan komunitas adat.
Implementasi Pancasila dalam tiga lapis nilai: dasar, instrumental (perundang-undangan), dan praktis (amaliyah warga).

Definisi Ekstremisme Berbasis Kekerasan menurut PP No.7/2022 dan strategi melawannya: membangun narasi positif, memperkaya literasi toleran, serta melaporkan konten radikal.

Penyampaian Juli Krisdianto:
Pancasila sebagai Kesadaran Kolektif bangsa yang harus dijaga melalui hukum dan norma.

Strategi Penguatan Ideologi:
Dialog antarumat beragama secara masif.
Deradikalisasi melalui nilai gotong royong.
Penolakan terhadap intimidasi kelompok radikal yang menyalahi prinsip kesetaraan Pancasila.

Pesan Inti Acara:
Sekolah merupakan garda terdepan dalam membentuk ketahanan mental pelajar terhadap paham radikal. Melalui internalisasi Pancasila, pendidikan multikultural, dan literasi digital kritis, generasi muda diharapkan mampu menjadi agen perdamaian yang aktif menangkal radikalisme.

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk membangun gerakan anti-radikalisme berbasis komunitas pendidikan dan nilai-nilai kearifan lokal.

.

Komentar